Sirah Nabawiyyah

Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah, pada hari senin tanggal 12  Rabiul Awal tahun gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 5711 M. Tahun kelahiran beliau ini dikenal dengan nama “tahun gajah”, karena pada waktu iti terjadi suatu peristiwa besar, yaitu datangnya pasukan bergajah menyerbu Makkah dengan tujuan menghancurkan Ka’bah. Yang dipimpin oleh Abrahah.

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya, Abdullah meninggal dunia kira – kira 7 bulan sebelum beliau lahir. Ketika beliau lahir, kakeknya Abdul Muthalib memberi nama Qutsam. Namun ibunya, Aminah berkata “dalam mimpiku aku diperintah untuk memberi nama Muhammad”. Maka Abdul Muthalib pun mengumumkan nama cucunya itu  Muhammad.

Nabi Muhammad yang masih bayi diserahkan perawatannya kepada Halimah binti Abi Dhu’aib, seorang ibu susu yang berasal dari Bani Sa;ad. Halimah satu- satunya wanita yang bersedia membawa Muhammad. Ibu – ibu susu yang lain tidak mau membawanya karena ia aanak yatim. Nabi Muhammad tinggal di lingkungan Bani Sa’ad selama 5 tahun. Setelah itu Halimah menyerahkan kembali kepada ibunya.

Kemudian, ketika Muhammad berusia 6 tahun, ibunya mengajak ke Madinah untuk diperkenalkan dengan sanak saudaranya. Sesampai di Madinah, ibunya mengajak berziarah ke makam ayahnya. Tetapi ketika sampai di Desa Abwa, Ibunya jatuh sakit dan kemudian   meninggal dunia. Kemudian dibawa pulang ke Makkah oleh Ummu Aiman, budak yang setia menemani Muhammad dan turut pula mengasuhnya.

Setelah itu, Nabi Muhammad di asuh kakeknya selama 2 tahun. Kakeknya meninggal dunia ketika beliau berusia 8 tahun. Kemudian, pengasuhan beliau beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Ketika diasuh oleh Abu Thalib itulah Nabi Muhammad terbiasa  bekerja keras seperti mangembala kambing, sebab pamannya itu termasuk golongan ekonomi pas – pasan.

Ketika Muhammad berusia 12 tahun, terjadi peperangan besar antar suku Arab yang dikenal dengan perang Fijar. Beliau ikut dalam perang tersebut sebagai pengumpul mata panah yang dilemparkan oleh musuh. Pada perang itulah beliau menyaksikan banyak korban, sehingga muncul inisiatif beliiau untuk membentuk komite perdamaian. Maka, ketika beliau berusia 20 tahun, beliau memprakarsai berdiriya komite perdamaian yang dinamakan Hilful Fudhul. Melalui Hilful Fudhul inilah, sifat kepemimpinannya mulai tampak dan namanya makin harum dikalangan masyarakat. Sehingga beliau dikenal sebagai orang terpercaya karena kejujurannya. Kemudian beliau diberi gelar Al-Amin.

Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya pada usia 25 tahun, sementara Khadijah berusua 40 tahun. Kemudian menjelang usianya yang ke 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering berkhalawat di gua Hira. Beliau melakukan ini karena merasa sangat prihatin dengan keadaan masyarakat Arab yang menyembah berhala. Pada tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Nabi SAW sedang berkhalawat di gua Hira, datanglah malaikat jibril membawa wahyu dari Allah SWT. Wahyu yang pertama kali turun ini adalah QS Al ‘Alaq ayat 1-5, yang menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah. Setelah menerima risalah kenabian, mulailah Nabi Muhammad mendakwahkan agama islam di tengah- tengah kesesatan masyarakat Arab Jahiliyah. Dakwah ini mulai dilakukan Nabi Muhammad,setelah itu turun wahyu kedua, yaitu surat Al muddatsur eyat 1-7 yang isinya memerintahkan nabi SAW unyuk berdakwah.

Kemudian beliau mulai berdakwah secara diam-diam dilingkungan keluarga da rumahnya sendiri, serta dilalangan reka-rekannya.Setelah beberapa lama menjalankan dakwah dengan diam-diam, turunlah perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Maka mulailah Nabi dan para pengikutnya mendapat perlakuan yang keras dari kaum musyrik Makkah. Namun mereka tetap teguh dalam keimanannya.Sampai akhirnya Allah berkehendak menurunkan perintah hijrah.jadi Nabiberdakwah disana kurag lebih 10 tahun dan pindah di Madinah kurang lebih 12 tahun.

Kemudian Nabi melaksanakan haji wada’. Dua bulan setelah haji wada’, Nabi sakit demam. Tak berapa lama kemudian, teepatnya pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awwal 11 H bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632M, Nabi Muhammad SAW wafat dalam usia 63 tahun.

 

Imam Mahdi dan Tanda Kedatangannya

Imam Mahdī (Arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat. Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". 

Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk". Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di bawah, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah. “Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435) 

Dalam sebuah hadits Rasullullah mengisyaratkan bahwa Imam Mahdi pasti datang di akhir zaman. Ia akan memimpin ummat Islam keluar dari kegelapan kezaliman dan kesewenang-wenangan menuju cahaya keadilan dan kejujuran yang menerangi dunia seluruhnya. Ia akan menghantarkan kita meninggalkan babak keempat era para penguasa diktator yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya dewasa ini menuju babak kelima yaitu tegaknya kembali kekhalifahan Islam yang mengikuti manhaj, sistem atau metode Kenabian. 

Lalu apa sajakah indikasi kedatangan Imam Mahdi? Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW memberikan gambaran umum indikasi kedatangan Imam Mahdi. Ia akan diutus ke muka bumi bilamana perselisihan antar-manusia telah menggejala hebat dan banyak gempa-gempa terjadi. Dan kedua fenomena sosial dan fenomena alam ini telah menjadi semarak di berbagai negeri dewasa ini. “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898) 

Imam Mahdi akan berperan sebagai panglima perang ummat Islam di akhir zaman. Beliau akan mengajak ummat Islam untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Zalim) yang telah lama bercokol di berbagai negeri-negeri di dunia menjalankan kekuasaan dengan ideologi penghambaan manusia kepada sesama manusia. Dalam hadits lain diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani. Telah bersabda Rasulullah SAW: “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani) ” 

Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut, Telah bersabda Rasulullah SAW: "Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad) Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya , kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-hadistnya sebagai berikut: Telah bersabda Rasulullah SAW: “ Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun. (HR. Abu Dawud dan al-Hakim) ” Telah bersabda Rasulullah SAW: “ Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim) ” 

Lelaki keturunan Nabi Muhammad SAW tersebut adalah Imam Mahdi. Ia akan diizinkan Allah untuk merubah keadaan dunia yang penuh kezaliman dan penganiayaan menjadi penuh kejujuran dan keadilan. Subhanallah...! Beliau tentunya tidak akan mengajak ummat Islam berpindah babak melalui perjalanan tenang dan senang laksana melewati taman-taman bunga indah atau melalui meja perundingan dengan penguasa zalim dewasa ini apalagi dengan mengandalkan sekedar ”permainan kotak suara”..! Imam Mahdi akan mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah melalui jalan yang telah ditempuh Rasullulah SAW dan para sahabatnya, yaitu melalui al-jihad fi sabilillah. Kedatangan Imam Mahdi Para ulama membagi tanda-tanda Akhir Zaman (kiamat) menjadi dua. Ada tanda-tanda Kecil dan ada tanda-tanda Besar Akhir Zaman. Tanda-tanda Kecil jumlahnya sangat banyak dan datang terlebih dahulu. Sedangkan Tanda-tanda Besar datang kemudian jumlahnya ada sepuluh. Tanda besar pertama yang bakal datang ialah keluarnya Dajjal. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa sebelum munculnya Dajjal harus datang terlebih dahulu Tanda Penghubung antara tanda-tanda kecil kiamat dengan tanda-tanda besarnya. Tanda Penghubung dimaksud ialah diutusnya Imam Mahdi ke muka bumi. Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut: “Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) 

Telah bersabda Rasulullah SAW: “Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud) Dalam hadist yang disebutkan Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya. “Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum (Romawi), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161) 

Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud". Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi Banyak pendapat mengatakan bahwa kondisi dunia dewasa ini berada di ambang datangnya tanda-tanda besar Kiamat. Karena di masa kita hidup dewasa ini sudah sedemikian banyak tanda-tanda kecil yang bermunculan. Praktis hampir seluruh tanda-tanda kecil kiamat yang disebutkan oleh Rasulullah sudah muncul semua di zaman kita. Hadits berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Imam Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting. Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah kematian seorang pemimpin. Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara paksa di depan Ka’bah. Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi. “Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud 3737) 

Sebagian pengamat tanda-tanda akhir zaman beranggapan bahwa indikasi yang pertama telah terjadi, yaitu perselisihan dan kekacauan yang timbul sesudah wafatnya seorang pemimpin. Siapakah pemimpin yang telah wafat itu? Wallahua’lam. Dugaan bermunculan, Sebagian berspekulasi bahwa yang dimaksud adalah Yaseer Arafat (Palestina) atau Saddam Husein (Irak). Karena semenjak kematiannya, negeri Palestina - Irak berada dalam kekacauan berkepanjangan. Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut: Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata: “ Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing. (HR. Bukhary, Muslim) ” 

Telah bersabda Rasulullah SAW: “ Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim) ” Telah bersabda Rasulullah SAW: “ Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim) ” 

Telah bersabda Rasullah SAW: “ Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah) Telah bersabda Rasulullah SAW: “ Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam (Palestina) ke Baitullah (Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka. (HR. Ahmad) 

Bila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan Imam Mahdi di depan Ka’bah. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir. Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Rasullullah SAW sebagai berikut: “Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074) 

Ya Allah, izinkanlah kami bergabung dengan pasukan Imam Mahdi. Anugerahkanlah kami rezeki untuk berjihad di jalanMu bersama Imam Mahdi lalu memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’isy kariman mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid/hudep mulia matee syahid). Amin... Referensi: Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Mahdi Eramuslim, Tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi "Al Mahdi" James Morris, Ibn Arabi Society. "Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal". 

Karya Amin Muhammad Jamaluddin.

http://nuurislami.blogspot.com/
 

Sosok Imam Mahdi as Dalam Al-Quran

Konsep Imam Mahdi as sebagai juru penyelamat adalah sebuah konsep yang sudah diterima oleh semua agama samawi, bahkan oleh semua umat manusia meskipun nama yang ditentukan untuk menyebutnya berbeda-beda. Kesepakatan konsep ini dapat kita bahas pada kesempatan yang lain. Oleh karena itu, dalam al-Quran terdapat beberapa ayat yang ditafsirkan dengan keberadaan Imam Mahdi as sebagai seorang juru penyelamat. Ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut: a. Surah al-Qashash (28) : 5 وَ نُرِيْدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِي الْأَرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِيْنَ “Dan Kami ingin memberikan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi ini, menjadikan mereka para pemimpin, dan menjadikan mereka sebagai para pewaris.” Secara lahiriah, ayat ini menggunakan kata kerja mudhâri’ dalam menjelaskan maksud Allah. Secara realita, janji-janji yang termaktub dalam ayat tersebut belum terealisasikan hingga sekarang. Dengan pemerintahan yang telah dibentuk oleh Rasulullah saw di Madinah yang berjalan kurang lebih selama sepuluh tahun, kami kira hal itu belum terwujudkan secara sempurna mengingat masih banyak pojok dunia yang belum pernah mencicipi lezatnya hukumnya Islam. Menurut beberapa hadis, ayat ini mengindikasikan tentang Imam Mahdi as, bahwa semua janji Allah itu akan terwujud pada saat beliau turun ke bumi dan membentangkan sayap keadilan di atasnya. Dalam Nahjul Balâghah, Imam Ali as berkata: لَتَعْطُفَنَّ الدُّنْيَا عَلَيْنَا بَعْدَ شِمَاسِهَا عَطْفَ الضَّرُوْسِ عَلَى وَلَدِهَا “(Pada waktu itu), dunia akan menganugrahkan kelembutannya kepada kami setelah ia membangkang sebagaimana unta betina yang membangkang (baca: enggan memberi air susu kepada anaknya) menyayangi anaknya.” Ibnu Abil Hadid berkata: “Para sahabat (baca: ulama) kita berpendapat bahwa beliau menjanjikan (kemunculan) seorang imam yang akan menguasai bumi dan menaklukkan seluruh kerajaan dunia.” Dalam sebuah hadis yang lain beliau berkata: “Orang-orang tertindas di muka bumi yang termaktub di dalam al-Quran dan akan dijadikan para pewaris oleh Allah adalah kami, Ahlulbait. Allah akan membangkitkan Mahdi mereka yang akan memuliakan mereka dan menghinakan para musuh mereka.” [1] b. Surah an-Nûr (24) : 56 وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih untuk menjadikan mereka sebagai khalifah di muka bumi ini sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, menyebarkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka secara merata dan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa keamanan (sehingga) mereka dapat menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku. Barangsiapa ingkar setelah itu, merekalah orang-orang yang fasiq.” Secara lahiriah, kita dapat menagkap tiga janji dari ayat tersebut: Pertama, menjadikan mereka sebagai khalifah di atas bumi ini. Kedua, menyebarkan agama mereka (Islam) di atas bumi secara merata sehingga dapat dinikmati oleh seluruh penduduk dunia. Ketiga, menggantikan rasa takut mereka dengan rasa aman sehingga mereka dapat menyembah Allah dengan penuh keleluasaan dan tidak menyekutukan-Nya. Yang jelas, semua janji itu belum pernah terwujudkan hingga sekarang. Kapankah kita pernah merasakan Islam dijalankan secara sempurna? Oleh karena itu, dalam beberapa hadis Ahlulbait as, kita akan menemukan takwil dari ayat tersebut bahwa semua janji itu akan terealisasikan pada masa kemunculan Imam Mahdi as. Dalam tafsir Majma’ al-Bayân disebutkan bahwa Imam Ali bin Husain as pernah membaca ayat tersebut. Setelah itu beliau berkata: “Demi Allah, mereka adalah para pengikut kami Ahlulbait as. Allah akan mewujudkan semua itu dengan tangan salah seorang dari kami. Ia Adalah Mahdi umat ini, dan ia adalah orang yang disabdakan oleh Rasulullah saw: “Jika tidak tersisa dari usia dunia ini kecuali satu hari, niscaya Allah akan memanjangkannya hingga seorang dari ‘Itrahku muncul. Namanya sama dengan namaku. Ia Akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.”[2] Tanpa diragukan lagi pembahasan tentang mahdi as telah tertera di pelbagai sumber dan kitab-kitab Islami. Rasul saw sendiri yang mengajarkan hal tersebut. Imam Ali as dan para imam yang lain juga tidak ketinggalan, mereka senantiasa menyinggung pembahasan yang satu ini dan mengulang-ulangnya. Para ulama dan pemuka sekte-sekte islam sepanjang sejarah juga satu demi satu di segenap penjuru Negara Islam telah menulis dan menyusun buku yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan pelbagai hal tersebut apakah dapat dibayangkan topik dan pembahasan yang begitu populer dan urgen ini tidak tertera dalam kitab suci al-Quran? Jawaban tentu tidak. Pasti pembahasan semacam ini benih-benihnya telah terdapat di dalamnya. Al-Quran sebatas singgungan atau secara gamblang telah menjelaskan peristiwa dan kejadian yang nantinya akan terjadi di akhir zaman seperti kemenangan kaum mukmin terhadap kaum non-mukmin. Ayat-ayat semacam ini, telah ditafsirkan oleh para mufasir-dengan mengacu pada riwayat dan poin-poin tafisiri-berkaitan dengan pemerintahan Imam Mahdi as di akhir zaman. Al-hasil para mufasir mutaakhir menghitung dan mentahqiq jumlah ayat-ayat yang berkaitan dengan beliau as, jumlah sensaionalpun mereka dapatkan yaitu sekitar 350 ayat. Tahqiq ini dilakukan oleh Yayasan Intidhare Nur. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa metode mereka dalam pencarian tersebut adalah umum mencakup ayat-ayat yang secara gamblang menjelaskan permasalahan Mahdawiyah dan yang lain, atau ayat yang para mufasir dengan suatu hal dalam tafsiran ayat tersebut membawakan riwayat atau pembahasan Mahdawiyah. Pada kesempatan ini, kita akan membawakan 10 ayat saja yang memiliki indikasi yang jelas terhadap permasalahan Mahdawiyah. Ayat pertama وَ لَقَدْ كَتَبْنا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأَْرْضَ يَرِثُها عِبادِيَ الصَّالِحُونَ Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah menuliskan di Zabur setelah Dzikr, bahwa dunia akan diwarisi oleh hamba-hamba yang saleh” (QS 21: Anbiya : 105). Imam Muhammad Baqir as bersabda:”hamba-hamba tuhan yang akan menjadi pewaris bumi-yang tersebut dalam ayat-adalah para sahabat Mahdi as yang akan muncul di akhir zaman.” Syekh Thabarsi setelah menukil riwayat ini mengatakan: sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Syi’ah dan Ahlusunnah menjelaskan dan menguatkan riwayat dari Imam baqir as di atas, hadis tersebut mengatakan ‘jika usia dunia sudah tidak tersisa lagi kecuali tinggal sehari, Allah SWT akan memanjangkan hari tersebut sehingga seorang saleh dari Ahlul-baitku bangkit, dia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman”’. Imam Abu bakar Ahmad bin Husain Baihaqi dalam buku “al-Ba’tsu wa Nutsur” telah membawakan riwayat yang banyak tentang hal ini [3] . Dalam kitab Tafsir Ali bin Ibrahim disebutkan: Kami telah menulis di Zabur setelah zikr … semua kitab-kitab yang berasal dari langit disebut dengan Zikr. Dan maksud dari bahwa dunia akan diwarisi oleh para hamba-hamba yang saleh adalah (Mahdi) Qaim as dan para pengikutnya [4] . Ayat kedua وَ نُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَْرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوارِثِينَ “Kami menginginkan untuk menganugerahkan kepada mereka yang tertindas, dan akan Kami jadikan para pemimpin dan pewaris dunia.” (QS 28. al-Qashash: 5) Ayat ini sesuai dengan beberapa ungkapan Imam Ali as di dalam Nahjul balagah serta sabda para imam yang lain berkaitan dengan Mahdawiyah, dan sesungguhnya kaum tertindas yang dimaksud adalah para pengikut konvoi kebenaran yang terzalimi yang akhirnya akan jatuh ke tangan mereka. Fenomena ini puncaknya akan terwujud di akhir zaman. Sebagaimana Syekh Shaduq dalam kitab Amali menukil sabda Imam Ali as yang berkata:”ayat ini berkaitan dengan kita”. Ayat Ketiga يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَ يُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكافِرِينَ يُجاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَ لا يَخافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ “Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa dari kalian berpaling (murtad) dari agamanya maka Allah SWT akan memunculkan sekelompok kaum yang Dia cinta mereka dan mereka juga mencintaiNya,” (QS. Madinah: 54) Dalam tafsir Ali bin Ibrahim disebutkan:”ayat ini turun berkaitan dengan Qaim dan para penguikutnya merekalah yang berjuang di jalan Allah SWT dan sama sekalim tidak takut akan apapun”. Ayat Keempat وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَْرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ فَأُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ Allah SWT menjanjikan orang-orang yang beriman dari kalian dan yang beramal saleh, bahwa mereka akan dijadikan sebagai khalifah di atas muka bumi, sebagaimana Ia juga telah menjadikan para pemimpin sebelum mereka dan –Ia menjanjikan untuk menyebar dan menguatkan agama yang mereka ridhai, dan menggantikan rasa takut mereka menjadi keamanan. (QS. Nuur: 54) Syekh Thabarsi mengatakan:”dari para Imam Ahlul bait diriwayatkan bahwa ayat ini berkaitan dengan Mahdi keluarga Muhammad saw. Syekh Abu Nadhr ‘Iyasyi meriwayatkan dari imam Ali Zainal Abidin as bahwa beliau membaca ayat tersebut setelah itu beliau bersabda:”sumpah demi Allah SWT mereka yang dimaksud adalah para pengikut kita, dan itu akan terealisasi berkat seseorang dari kita. Dia adalah Mahdi (pembimbing) umat ini. Dialah yang rasul saw bersabda tentangnya:”jika usia dunia sudah tidak tersisa lagi kecuali sehari lagi, Allah SWT akan memanjangkan hari tersebut sampai seseorang dari keluarga ku muncul dan memimpin dunia. Namanya seperti namaku (Muhammad), riwayat semacam ini juga dapat ditemukan melalui jalur yang lain seperti dari imam Muhammad Baqir as dan imam Ja’far Shadiq as”. Aminul Islam Syekh Thabarsi mengakhiri ucapan dan penjelasannya tentan ayat ini dengan penjelasan berikut ini:”mengingat penyebarluasan agama ke seluruh penjuru dunia dan belum betul-betul global, maka pastilah janji ini akan terwujud dalam masa yang akan datang, di mana hal tersebut-globalitas agama- tidak dapat dielakan dan dipungkiri lagi”. Dan kita ketahui bahwa janji Allah tidak akan pernah hanya janji semata. Ayat Kelima هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدى وَ دِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَ لَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ Dialah Zat yang yang telah mengutus rasulNya dengan hidayah dan agama yang benar untuk sehingga Ia menangkan agama tersebut terhadap agama-agama yang lain, kendati para musyrik tidak menginginkannya. Dalam kitab tafsir Kasyful Asyrar, disebutkan: Rasul dalam ayt tersebut adalah baginda nabi Muhammad saw, sedang hidayah yang dimaksud dari ayat tersebut adalah kitab suci al-Quran dan agama yang benar itu adalah agama Islam. Allah SWT akan memangkan agama (Islam)ini, atas agama-agama yang lain, artinya tiada agama atau pedoman di atas dunia, kecuali ajaran Islam telah mengalahkannya. Dan hal ini sampai sekarang belum terwujud. Kiamat tidak akan datang kecuali hal ini terwujud. Abu Said al-Khudri menukil, bahwa Rasul saw pad suatu kesempatan menyebutkan bala dan ujian yang akan datang kepada umat Islam, ujian itu begitu beratnya, sehingga beliau mengatakan bahwa setiap dari manusia tidak dapat menemukan tempat berlindung darinya. Ketika hal ini telah terjadi, Allah SWT akan memunculkan seseorang dari keluargaku yang nantinya dunia akan dipenuhi oleh keadilan. Seluruh penduduk langit dan bumi rela dan bangga dengannya. Di masanya hujan tidak akan bergelantungan di atas langit kecuali akan turun untuk menyirami bumi, dan tiada tumbuh-tumbuhan yang ada di dasar bumi kecuali bersemi dan tumbuh. Begitu indah dan makmurnya kehidupan di masa itu sehinga setiap orang berandai-andai jika sesepuh dan sanak keluaerganya yang telah meninggal dunia kembali lagi dan merasakan kehidupan yang sedang mereka rasakan. Referensi [1] Al-Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jilid 51, hal. 63, bab ayat-ayat yang ditakwilkan dengan Imam Mahdi as. [2] At-Thabarsi, Majma’ al-Bayân, jilid 7, hal. 152. [3] Tafsir Majma’ul bayan, jild 7, hal 66-67. [4] Tafsir Nur Tsaqalain, jild 3, hal 464. nurmadinah

Read more: http://nuurislami.blogspot.com/2012/07/sosok-imam-mahdi-as-dalam-al-quran.html
 

Tentang Kepimpinan Imam Mahdi

Dalam ajaran Islam, Imam Mahdi ialah seorang Muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah S.W.T. untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat. Hal ini diterangkan sangat jelas dalam sebuah hadis nabi yang di riwayatkan oleh Thabrani. Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah s.w.t. akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapaku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setitis pun dari titisan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani) Hadis lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sbb:

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad) Kefahaman terhadap Imam Mahdi dalam Islam berbeza mengikut aliran Ahli Sunah Waljamaah dan Syiah. Nama Imam Mahdi Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah "nama gelaran" sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diertikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk" Dalam bahasa Arab kata Imam = pemimpin, ataupun Mahdi = orang yang mendapat petunjuk Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadis di atas, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad S.A.W, nama bapanya pun sama seperti nama bapa RASULULLAH S.A.W, iaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama dengan RASULULLAH S.A.W. iaitu Muhammad bin Abdullah. Ciri-ciri Imam Mahdi Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya, kecuali Rasulullah s.a.w. kerana Rasulullah dibimbing oleh wahyu. Oleh sebab itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadis-hadisnya sbb: Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim) Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim) Jika diteliti secara tersirat pada maksud Imam Mahdi itu sendiri, ia tersimpan seribu satu rahsia yang disembunyikan oleh Allah dan Rasul-Nya kerana seperti mana kitab Al-quran yang tersimpan seribu satu macam rahsia dan ilmu. Maka, begitu juga pada Imam Mahdi sendiri. Ini adalah kerana Allah hendak memelihara agama-Nya dan hamba-Nya yang taat.

 Sesungguhnya Allah memelihara Agama-Nya dan Hamba-hambaNya yang taat kepadanya. Imam Mahdi adalah golongan atau kelompok manusia yang mendapat petunjuk dari Allah melalui Kitab-Nya(Al-quran) dan mereka menyebarkan kebaikan atas muka bumi ini mengikut tiap kehendak ayat-ayat dari Al-quran. Mereka juga mengajak dan memimpin manusia ke arah melaksanakan Titah Perintah Allah seperti yang dilaksanakan oleh Rasullullah. Seperti mana yang terkandung di dalam Surah Ibrahim ayat 1: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka,(yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji Golongan ini akan meneruskan usaha yang diwariskan oleh Rasulullah dan sehingga manusia telah ramai yang mengikut mereka. Pada suatu masa akan berlaku suatu perubahan di mana sistem pemerintahan Islam yang pernah tegak kukuh berdiri kukuh akan didirikan semula iaitu Khilafah. Pemerintahan yang telah dijatuhkan oleh kelompok yahudi yang akhirnya mereka berjaya memecahbelahkan umat Islam semula dan kembali kepada keadaan di masa sebelum Nabi Muhammad di angkat menjadi Rasulullah. Pada masa itu kaum arab berpuak-puak dan mereka sangat bangga dengan puak mereka sendiri. Mereka tidak pernah boleh bersatu untuk menyelesaikan apajua masalah. Keadaan sekarang juga tidak kurangnya seperti itu, manusia dipuak-puakkan(berbangsa-bangsa/bernegara-negara) kembali dan mereka sangat bangga, angkuh dan ekstrim dengan puak(bangsa/negara) mereka sendiri. Maka, dengan terhasilnya kembali keadaan berpuak ini. Amat mudah musuh-musuh Allah memusnahkan pengikut-pengikut ajarannya. Malah Manusia juga telah jauh dari memahami isi kandungan Al-quran. Maka apabila golongan manusia yang mendapat petunjuk dari Allah ini berusaha mengajak seluruh manusia bersama-sama melaksanakan tiap ayat dalam Al-quran dan kelompok mereka makin ramai. Sudah tentu mereka perlu melantik pemimpin utama.

 Dengan itu, seorang pemimpin dilantik yang kebetulan namanya adalah seperti nama Rasulullah dan nama ayahnya sama seperti nama ayah Rasulullah. Maka ketika itulah sistem pemerintahan Islam(Khilafah) akan tegak semula. Maka, semua manusia yang mengikutnya menyedari siapa sebenarnya Imam Mahdi. Kemunculan Imam Mahdi Kemunculan Imam Mahdi bukan kerana kemahuan Imam Mahdi itu sendiri melainkan kerana takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyedari bahawa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah s.w.t. meng islahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadis berikut : Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadis berikut : Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata, "Pada suatu hari tubuh Rasulullah s.a.w. bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah s.a.w. menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, iaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Kaabah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Kaabah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah s.w.t. akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.'" (HR. Bukhary, Muslim) Tidak akan muncul seorang pemimpin (yang dikatakan Imam Mahdi) dikalangan umat Nabi Muhammad di akhir zaman sebelum kebanyakan orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya bersatu di bawah satu kitab(Al-Quran) memenuhi bumi ini dengan kebaikan dan mereka juga mengajak dan memimpin manusia yang hendak beriman mengikut mereka melaksanakan semua perintah di dalam Al-Quran. Mereka, tidak berbuat sesuatu kerana manusia atau kerana kepentingan diri sendiri. Ini kerana mereka telah melihat banyak sekali kerosakan yang berlaku atas muka bumi hasil dari tangan-tangan manusia sendiri.

 Terlalu banyak pecah belah yang berlaku di kalangan manusia seperti mana yang tertulis di dalam surah Ar-Ruum ayat 32: yaitu orang-orang yang memecah belas agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada gologan mereka Sebagaimana yang berlaku di dalam setiap negara yang ada di muka bumi ini. Selain umat Islam berjaya dipecahbelahkan menjadi berbangsa-bangsa (wujud negara-negara) mereka juga berjaya dipecahbelahkan dengan wujudnya berbeza-beza kepimpinan di dalam sesebuah negara (wujud parti-parti politik). Dengan adanya keadaan begini semakin sukar umat Islam untuk bersatu kerana perbezaan kepentingan di dalam kelompok masing-masing. Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Kaabah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi." (HR. Muslim) Golongan pemimpin yang mendapat petunjuk dari Allah (Imam Mahdi) sedang berusaha menyatukan kembali perpecahan ini. Akan tetapi mereka juga tidak lari dari mendapat ujian dalam menyatukan semua manusia untuk kembali kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi." (HR. Muslim) Umat Islam akhir zaman ini amat jauh dari memahami kitabnya sendiri. Kebanyakan mereka hanya menggunakan Al-Quran sekadar baca-bacaan dan tidak kurang yang menggunakan sebagai azimat. Sedang fungsi sebenar kitab itu tidak dilaksanakan sebenar-benarnya. Telah bersabda Rasullah s.a.w, "Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka." (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah) Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Akan dibaiat seorang laki-laki antara maqam Ibrahim dengan sudut Kaabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud) Difahami bahwa perlantikan Imam Mahdi(Khalifah terakhir umat Islam) akan berlaku dihadapan Baitullah. Ini kerana hadis di atas jelas menerangkan peristiwa yang akan berlaku. Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke Baitullah (Kaabah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka." (HR. Ahmad) Kepemimpinan Imam Mahdi Dalam hadis yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kezaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajal) sehingga membuat Dajal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya. Kekuasaan dan kehebatan Dajal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah swt akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajal dan pengikutnya, hingga Dajal mati ditombak oleh Nabi Isa di pintu Lod dalam kompleks al-Aqsa. Seperti Nabi Isa, Imam Mahdi tidak pernah berkahwin.

http://nuurislami.blogspot.com/
 

Al Mahdi Adalah Janji

Konon ada sebuah janji dari Rasulullah pada 14 abad yang telah lalu dimana Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda : ”Adalah masa Kenabian itu ada di tengah tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah menghentikannya. Kemudian adalah masa kerajaan yang menaklukkan, adanya atas kehendak Allah. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menyombong, adanya atas kehendak Allah. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah).” Kemudian beliau (Nabi) diam. Dari Nu’man bin Basyir Radiallahu ‘Anhu, ” (HR.Ahmad) 

Al Quran sebenarnya tidaklah mengajarkan sebuah ramalan namun sebuah perumpamaan untuk umat manusia dan memberikan motivasi agar dengan kesadarannya senantiasa beriman dan beramal saleh : “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih untuk menjadikan mereka sebagai khalifah di muka bumi ini sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, menyebarkan bagi mereka agama yang telah diridhainya untuk mereka secara merata dan menggantikan ketakutan mereka dengan rasa keamanan (sehingga) mereka dapat menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku. Barangsiapa ingkar setelah itu, merekalah orang-orang yang fasiq.” 

Namun bagaimanapun juga kalangan Islam yang fanatik hadits telah sangat terobsesi bahwa suatu saat pasti akan tiba terbentuk Negara Kekhilafahan yang menggambarkan gabungan dari Negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di dunia dewasa ini. Negara Arab Saudi, Mesir, Iran, Irak, Turki, Aljazair, maroko, sudan, Tunisia, Kuwait, Oman, Uni Emirat Arab, Yordania, Indonesia, Malaysia, Pattani, Moro, Afghanistan, Pakistan, dan banyak lagi Negara islam lainnya. Suatu imperium atau superstate yang akan terjadi karena kehendak Allah semata. Mereka bahkan tidak hanya menunggu dan berangan-angan akan tetapi sudah memulai berbagai persiapan, gerakan dan bila perlu dengan terror dan kekerasan demi terwujudnya “kehendak Allah” tersebut. Rasul adalah baginda nabi Muhammad saw, hidayah adalah kitab suci al-Quran dan agama yang benar adalah agama Islam. Allah SWT akan memenangkan Islam atas agama-agama yang lain, tiada agama atau pedoman di atas dunia, kecuali ajaran Islam telah mengalahkannya. Itulah “aqidah” yang mutlak harus dipercaya dan tidak boleh ditolak atau dibantah.

Selanjutnya siapa dan kapan system kekhilafahan tersebut terwujudkan, hanya Allah yang maha mengetahui. Hanya yang sudah pasti adalah waktunya sudah sangat dekat. Sampai sekarang belum terwujud tetapi kiamat tidak akan datang kecuali hal ini terwujud. Bala dan ujian akan datang kepada umat Islam, ujian itu begitu beratnya, sehingga setiap dari manusia tidak dapat menemukan tempat berlindung darinya. 

Konon akan ada seruan yang datang dari langit sebagai pertanda Imam Mahdi akan datang dan menyuruh manusia untuk mengikuti ajaran Imam Mahdi. Akan muncul Imam Mahdi beserta pembaiatannya di bawah Kaaba di kota Mekah. Nabi Isa as datang dari langit untuk membantu Imam Mahdi dalam misi Islam. Selanjutnya, adalah masa kegemilangan dan kesejahteraan Islam yang tak terlukiskan indahnya, dengan waktu yang tidak tertentu. 

Sosok Imam Mahdi sendiri digambarkan sebagai ksatria penunggang kuda, dengan pedang di pinggang dan tangannya mengibarkan bendera warna hitam beliau muncul di ufuk entah dari mana. Dengan pedang itu sang Imam akan menebas leher para kafirun dan salibis. Sosok yang kemudian dijadikan simbol bagi Hizbut Tahrir dan para pengikutnya. Yang demikian sebenarnya tidak cocok lagi dengan kenyataan dunia modern dengan pesawat dan tank tempur, kapal perang dan peluru kendali nuklir. 

Al Quran telah memberikan petunjuk bagaimana beriman kepada Nabi Muhammad, diantara firman-Nya: (18:110) “Katakanlah: ‘Sungguh aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhan-nya hendaklah ia mengerjakaan amal saleh dan tidak mempersekutukan siapa pun dalam beribadat kepada Tuhannya’” (6:50) “Katakanlah ‘Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku dan tidak aku mengetahui yang ghaib dan tidak aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku’ . Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak berpikir?’” Demi rahmat dan keselamatan bagi semua kita haruslah kembali kepada Al Quran.

http://nuurislami.blogspot.com/
 

Mukjizat Rasulullah SAW

-Mukjizat teragung dan kejelasannya telah terbukti adalah al-Qu’ar al-Karim; yang tidak datang padanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji; yang menjadikan para ahli Bahasa dan orang-orang yang fasih harus bertekuk lutut; mereka tidak mampu membuat kalimat-kalimat serupa dengan alQur’an walau hanya 10 surat, atau 1 surat, bahkan hanya 1 ayat. Orang-orang musyrik pun mengakui kemukjizatannya, bahkan para penentang Islam orang-orang atheis pun meyakini kebenarannya.

-Orang-orang musyrik pernah meminta Rasulullah SAW untuk menunjukkan satu mukjizat, maka beliau pun menunjukkan dengan terbelahnya bulan hingga hampir terpisah menjadi dua bagian.itulah maksud ayat Allah di surat alQomar ayat 1: Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.

-Rasulullah saw berkata:“Sesungguhnya Allah Ta’ala menghimpun bumi untukku, hingga aku melihat bagian timur dan baratnya. Dan kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dihimpun Allah itu“. Dan Allah membuktikan kebenaran perkataan Rasulullah SAW tersebut, dengan tercapainya kekuasaan umatnya yang meliputi ujung timur dan ujung barat, dan tidak tersebar ke utara dan selatan.

-Rasulullah saw terbiasa berkhutbah di atas potongan batang kurma, suatu ketika beliau membuat mimbar, dan berdiri di atasnya, maka terdengarlah tangisan dari batang kurma seperti tangisan.....

-Diantara mukjizat yang lain adalah terpancarnya air dari sela-sela jemarinya, terjadi tidak hanya sekali.
-Bertasbihnya kerikil di telapak tangannya, lalu beliau menaruhnya di telapak Abu Bakar, lalu Umar, lalu Usman,  dan kerikil itu tetap bertasbih.
-Para Sahabat mendengar makanan bertasbih pada saat Rasulullah saw bersama mereka, sementara makanan tersebut sedang disantap.
-Bebatuan dan pepohonan mengucapkan salam pada Rasulullah saw pada malam beliau diangkat jadi Rasul.
-Paha kambing yang beracun berbicara pada Rasulullah saw. Orang-orang yang makan kambing beracun bersamanya meninggal dunia, sementara beliau meninggal 4 tahun kemudian.
-Serigala bersaksi atas kenabian Rasulullah saw.
-Suatu ketika, beliau dalam perjalanan, dan melewati seekor unta yang kehausan dan minta minum padanya. Maka tatkala melihat onta tersebut berjalan dengan menyeret kaki dan meletakkan leher depannya, beliau bersabda: “sesungguhnya dia mengeluh karena terlalu banyak kerja dan diberi makan sedikit”
-Di saat yang lain beliau masuk sebuah tembok yang dibalik tembok itu terdapat onta. Tatkala onta tersebut dilihat Rasulullah saw, ia merintih dan menangis. Maka beliau pun berkata pada pemiliknya:”Sesungguhnya ia mengadu padaku, bahwa engkau membuatnya kelaparan, dan menjadikannya letih (karena banyak kerja).
-Suatu saat beliau masuk sebuah tembok yang lain, dan dibalik tembok itu terdapat 2 ekor onta jantan. Sementara pemiliknya kesulitan untuk menggiring keduanya (karena berontak). Ketika salah satu onta  tersebut melihat Rasulullah saw, tiba-tiba duduk menderum di hadapannya. Maka Rasulullah saw pun menenangkannya dan membawanya pada pemiliknya. Onta kedua pun melakukan hal yang sama.
-Suatu saat beliau tidur dalam sebuah perjalanan, tiba tiba datanglah sebuah pohon, membelah bumi dan tegak menaungi Rasulullah saw. Tatkala beliau bangun, diceritakanlah kejadian tersebut padanya. Maka beliau pun bersabda: “Pohon tersebut telah minta ijin pada Tuhannya untuk mengucapkan salam pada Rasulullah saw, lalu Tuhan pun mengijinkannya.

-Beliau menyuruh 2 batang pohon untuk berkumpul, maka keduanya pun berkumpul. dan menyuruh keduanya untuk berpisah kembali, maka keduanya pun berpisah.

-Seorang Arab Badui minta pada Rasulullah saw untuk menunjukkan sebuah mukjizat, maka beliau pun memanggol sebatang pohon. Pohon tersebut langsung memotong akarnya dan datang kehadapan Rasulullah saw. Tatkala beliau menyuruhnya untuk kembali, kembalilah pohon tersebut ke tempatnya semula.
-Beliau ingin memotong 6 ekor onta gemuk. Tiba-tiba keenam ekor onta tersebut mendekat padanya, hingga beliau dapat dengan mudah menyembelihnya satu demi satu.

-Beliau mengusap tetek kambing betina yang tidak hamil, dan tidak dikawini pejantan, maka mengalir deraslah susu dari tetek kambing tersebut. Beliau pun meminumnya dan memberikannya juga pada Abu Bakar.Kisah semacam ini juga terjadi di kemah Umi Ma’bad al Khuzaiyah.

-Salah satu bola mata Abu Qotadah bin Nu’man adz Dzofari keluar hingga jatuh di tangannya, lalu Rasulullah saw pun mengembalikannya. Maka  mata tersebut menjadi paling bagus dan tajam dibanding mata yang sebelahnya. Diriwayatkan????...

-Kedua mata Ali bin Abi Thalib ra pernah sakit , lalu Rasulullah saw pun meludahinya. Maka sembuhlah saat itu juga. Dan tidak pernah sakit mata lagi. Dia juga didoakan Rasulullah saw saat sakit, lalu sembuhlah ia. Dan setelah itu tidak pernah lagi mengeluh kesakitan.

-Kaki Abdullah bin Atik al Anshari pernah sakit, lalu diusaplah oleh Rasulullah saw. Saat itu juga kakinya sembuh.

-Kematian Ubay bin Khalaf al Jumahi pada perang Uhud
 telah dikabarkan sebelumnya oleh Rasulullah saw. Beliau hanya menggoresnya sedikit, lantas meninggal

 -Sa’ad bin Muadz berkata pada Umayyah bin Khalaf, saudara  Ubay bin Khalaf: “Saya mendengar Muhammad sesumbar bahwa dia yang akan membunuhmu.”Maka pada Perang Badar terbunuhlah dia dalam keadaan kafir.

-    Sebelum terjadi perang Badar beliau mengkabarkan tempat-tempat yang akan menjadi letak tewasnya orang-orang musyrik. Beliau berkata: “Ini tempat tewasnya Fulan besok insya Allah, ini tempat tewasnya Fulan besok insya Allah.“ Hal itu pun terbukti

-    Beliau mengkabarkan bahwa, ada beberapa kelompok umatnya yang akan berjihad mengarungi lautan, dan Umi Haram  binti Milhan termasuk diantara mereka. Dan terbuktilah perkataan Beliau

-    Beliau berkata pada Usman:“Engkau akan ditimpa musibah besar. Ternyata Usman mati terbunuh.

-    Dan beliau berkata pada Hasan bin Ali: “Sesungguhnya cucuku ini seorang tokoh, semoga Allah mendamaikan 2 kelompok orang-orang mukmin yang bertikai melalui perantaraannya.“ Dan terbuktilah perkataan beliau.

-    Kematian al Aswadal Ansi al Kadzdzab dikabarkan pada Malam ia terbunuh, dan siapa pembunuhnya, padahal ia di San’a Yaman. Demikian pula kematian Kisra.

-    Beliau memberitahukan tentang Syaima’ binti Buqailah al Azadiyah, bahwasanya ia diangkat dengan mengenakan kerudung hitam di atas bagal kelabu,  kemudian hal ini terbukti pada zaman Abu Bakar asSiddik ra pada tentara Khalid bin Walid.

-    Perkataan Beliau pada Tsabit bin Qois bin Syimas: “Engkau akan hidup mulia dan mati syahid.“ Maka hal itu terbukti, dia hidup mulia dan mati syahid dalam perang Yamamah.

-    Perkataan beliau tentang seseorang yang mengaku dirinya Islam, dan ikut terjun di medan perang:“Sesungguhnya ia termasuk ahli neraka“. Maka Allah pun membuktikan perkataannya, orang tersebut mati bunuh diri.

-    Doa beliau untuk Umar bin Khatab sebelum islamnya. Maka keesokan harinya, ia pun masuk Islam.

-    Doa beliau untuk Ali bin Abi Thalib agar Allah menghilangkan panas dan dingin darinya. Maka Ali pun tidak merasa panas dan dingin lagi setelah itu.

-    Doa beliau untuk Abdullah bin Abbas agar dipahamkan oleh Allah ilmu-ilmu agama dan tafsir. Hal itu terbukti hingga dijuluki  Lautan Ilmu karena banyaknya ilmu yang ia kuasai.

-    Doa beliau untuk Anas bin Malik agar panjang umur, banyak anak dan harta, serta diberkahi Allah. Terbukti dengan lahirnya 120 anak kandungnya, memiliki kebun kurma yang berbuah 2 kali dalam setahun, dan hidup hingga mencapai usia 120 tahun atau sekitar angka itu.

-    Utaibah bin Abu Lahab merobek baju dan menyakiti beliau. Maka berdoalah beliau memohon pada Allah agar ia mendapat bencana dengan ulah seekor anjing diantara anjing-anjingnya. Dia pun dibunuh oleh singa di Zarqa, daerah Syam.

-    Beliau mendapat pengaduan atas kemarau yang berkepanjangan, dan tiada turun hujan, sementara saat itu beliau berkhutbah jum’at di atas mimbar. Maka beliau pun berdoa, sementara di langit tak ada gumpalan awan. Secara tiba-tiba datanglah mendung yang bergulung-gulung sebesar gunung, dan turunlah hujan yang berkepanjangan hingga hari jum’at berikutnya. Dan muncullah pengaduan pada beliau atas banyaknya hujan tersebut, sehingga beliau pun berdoa kembali. Dan hujan pun terhenti, hingga orang-orang keluar dari rumah mereka berjalan di bawah terik matahari.      

-    Beliau memberi makan pasukan perang Khandak yang berjumlah ribuan, juga hewan ternak dari sebuah wadah kecil yang biasa untuk menakar gandum atau lebih kecil dari itu. Mereka pun kenyang dan ketika beranjak pergi, sisa makanan pun masih seperti semula.

-    Dan beliau memberi makan pasukan perang Khandak juga dengan sedikit kurma yang dibawa oleh putri Basir bin Sa’ad. Sebenarnya kurma tersebut untuk ayah dan pamannya, Abdullah bin Rawahah.

-     Beliau menyuruh Umar bin Khatab untuk memberikan bekal pada 400 orang pasukan berkuda dengan  sedikit kurma. Setelah hal tersebut dilaksanakan, sisa kurma tetap seperti semula, seakan tidak berkurang sedikitpun.

-    Beliau memberi makan 80 orang di rumah Abu Thalhah dengan beberapa potong roti dari gandum yang jumlahnya sangat sedikit, bahkan Anas yang menghidangkannya, membawa roti yang sedikit tersebut cukup diapit dibawah ketiaknya. Namun mereka merasa kenyang seluruhnya.

-    Beliau memberi makan para pasukan dengan makanan dari sebuah wadah milik Abu Hurairah hingga mereka kenyang seluruhnya. Lalu beliau mengembalikannya dan masih ada sisa. Beliau pun mendoakannya. Maka Abu Hurairah pun senantiasa makan makanan dari wadah itu selama hidup Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Usman. Tatkala Usman terbunuh, wadah  tersebut ia hadiahkan pada seseorang. Dan dalam riwayat darinya(Abu Hurairah), wadah tersebut mampu menampung 3000 gantang makanan tatkala dibawa jihad fi sabilillah.

-    Ketika menikah dengan Zaenab, beliau memberi makan para tamu dari sebuah mangkuk buatan yang merupakan hadiah dari Ummu Sulaim untuk Zaenab. Makanan yang diambil dari mangkuk tersebut senantiasa tetap, tak berkurang.

-    Pada saat Perang Hunain, beliau melempar pasukan musuh dengan segenggam pasir. Dengan pertolongan Allah, musuh dapat dikalahkan. Diantara mereka ada yang berkata:“tak seorang pun diantara kami yang luput dari siraman pasir, semua mata terkena siraman tersebut. Allah berfirman dalam peristiwa ini: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (surat al Anfal:17)

-    Seratus orang kafir Qurais menunggu beliau di luar rumah, dan bermaksud membunuhnya. Namun begitu beliau keluar, dan menyiramkan pasir ke kepala mereka, mereka tak sanggup melihat Rasulullah yang berlalu di hadapan mereka.

-    Suraqah bin Malik bin Ju’sam mengejar beliau  saat perjalanan hijrah ke Madinah. Pengejaran itu dia lakukan karena ingin membunuh atau menawannya. Tatkala jarak antara dia dan Rasulullah telah dekat, Rasulullah pun berdoa dan Allah mengabulkan dengan terperosoknya kaki kuda Suraqah ke dalam tanah. Dia pun berteriak minta tolong pada Rasulullah. Maka tatkala Rasulullah berdoa kembali, kaki kuda Suraqah pun dapat keluar dari himpitan tanah kembali.

Mukjizat-mukjizat beliau yang lain masih banyak, sebagai bukti kenabian dan akhlaq beliau yang suci tetapi kami cukup menyebutkan sebagiannya saja. 
 

Akhlak Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah manusia yang paling pemberani. Ali bin Abi Thalib bertutur: “Bila perang tengah berkecamuk, kami berlindung kepada Rasulullah saw“.Beliau orang yang paling dermawan. Tak pernah menolak permintaan orang lain.

Orang yang paling lembut. Orang yang pemalu, lebih pemalu dari seorang gadis yang dipingit. Pandangan tidak tertuju hanya pada satu orang. Tidak pernah balas dendam saat disakiti orang lain, atau marah atas perbuatan jelek orang padanya; kecuali jika hukum-hukum Allah SWT dilanggar, maka balas dendam yang dia lakukan semata-mata karena Allah SWT. Bila marah karena Allah  SWT tiada seorang pun yang berani membantah. Siapa pun, baik yang kuat, lemah, jauh maupun dekat diperlakukan sama olehnya.

Tidak pernah mencela makanan; bila menghendaki, beliau makan; bila tidak suka, beliau tinggalkan. Tidak pernah makan dengan bersandar, atau pun di meja makan. Tidak pernah menolak makanan yang boleh untuk dimakan; bila hanya menjumpai kurma, atau hanya roti kering, atau daging panggang beliau makan, atau hanya roti dari gandum, beliau makan seadanya. Bila ada susu, cukup beliau minum itu saja.Pernah  makan semangka basah. Beliau menyukai manisan dan madu.

Abu Hurairah ra berkata: “Sampai wafatpun Rasulullah SAW tidak merasa  pernah kenyang, meski hanya dengan roti gandum“  

Pernah terjadi pada keluarga Muhammad SAW selama tiga bulan, tiada nyala api di rumahnya (memasak) makanan mereka hanya kurma dan air.

Menerima dan makan hadiah, serta membalasnya; dan tidak menerima sedekah. Tidak berlebihan dalam berpakaian dan makanan; berpakaian dan makan seadanya. Menambal sandal dan baju sendiri, membantu aktifitas rumah tangganya. Menjenguk orang sakit. Sangat tawadhu’. Menghadiri  undangan siapa saja baik kaya, fakir, orang berada maupun orang rendahan. Mencintai orang-orang miskin; menjenguk mereka yang sakit dan melayat jenazah mereka. Tidak menghina orang fakir karena kefakirannya dan tidak takut pada penguasa karena kekuasaannya. Mengendarai kuda, onta, keledai, dan bagal. Memboncengkan budak atau yang lainnya. Tidak membiarkan orang lain berjalan di belakangnya seraya berkata:“Biarkan di belakangku untuk para Malaikat“

Mengenakan kain wol, memakai sandal yang ditambal. Pakaian yang amat beliau sukai adalah jubah yang terdapat warna merah dan putih,  terbuat dari kain Yaman    

Cincin dan matanya terbuat dari Perak.Dipakai di jari manis kanan, dan terkadang di sebelah kiri. Pernah mengganjal perutnya dengan batu karena menahan lapar, padahal Allah telah memberikan kunci -kunci pembendaharaan langit dan bumi, tetapi beliau enggan menerimanya dan lebih memilih akherat. Ia banyak berdzikir dan sedikit main-main. Memanjangkan shalat dan menyingkat khutbah. Paling murah senyum, berseri-seri wajahnya padahal ia selalu sedih dan banyak pikiran. Menyukai wangi-wangian, membenci bau yang tidak sedap. Bersahabat dan menghormati orang-orang mulia, tidak pernah bermuka masam dan ramah pada siapapun. Mentolerir permainan yang tidak dilarang, bergurau, dan tetap berkata benar dalam gurauannya, memaafkan orang-orang yang meminta maaf.

Memiliki budak laki-laki dan perempuan; pakaian dan makanannya tidak pernah melebihi mereka. Waktunya hanya dihabiskan untuk ibadah pada Allah, atau memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Menggambalakan kambing, dan berkata : “Seluruh nabi melakukan gembala kambing“ Aisah ra pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw, maka dia pun menjawab : ”Akhlak beliau adalah alQur’an”. Marah dan ridhanya berpijak padanya.

Dalam riwayat yang shahih dari Anas bin Malik ra berkata :

Tidak pernah aku menyentuh sutera yang lebih halus dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tidak pernah aku mencium bau yang lebih harum dari aroma tubuh Rasulullah saw. Setelah aku melayaninya selama 10 tahun, tak pernah sekalipun ia berkata:“cih“. Dan tidak pernah mengatakan terhadap apa yang kulakukan:“Kenapa kau lakukan itu?“.Dan tidak pernah mengatakan terhadap apa yang tidak kulakukan:“Mengapa tidak kau lakukan itu?

Allah telah mengumpulkan dalam dirinya kesempurnaan akhlak, keindahan perilaku. Allah memberikan padanya ilmu orang-orang terdahulu dan yang akan datang , yang di dalamnya terdapat keberuntungan dan keselamatan.Padahal ia adalah ummi, tidak bisa membaca dan menulis dan tidak memiliki guru dari kalangan manusia. Tumbuh di negeri yang tandus dan terbelakang. Allah memberikannya sesuatu yang tidak diberikan pada siapapun dari makhluknya, dan telah memilihnya diantara makhluk-makhlukNya, baik yang lalu maupun yang akan datang.Semoga Allah selalu memberikan shalawat kepadanya hingga hari akhir.
 

Ciri-Ciri Rasulullah saw

Anas bin malik ra berkata: “Abu Bakar as-Shiddik ra jika melihat Rasulullah saw datang, ia melantunkan sair:
Orang jujur, pilihan Allah, mengajak pada kebaikan Habis gelap, terbitlah terang
 
Abu Hurairah ra berkata: Umar bin Khattab melantunkan syair Zuhair bin Abi Salma, (seorang Penyair Jahiliah) berisi tentang pujian pada Harim bin Sinan:
Andai boleh kuserupakan dengan benda Kau adalah penerang di bulan purnama

Lalu Umar dan teman-teman duduknya berkata: “Itulah Rasulullah saw, tiada seorang pun menyerupainya“
Ali bin Abi Thalib berkata:

“Warna kulit Rasulullah saw putih kemerah-merahan; matanya sangat hitam; rambut dan jenggotnya sangat lebat; halus bulu dadanya; lehernya bagai teko dari perak; dari dada atas hingga pusarnya terdapat bulu yang memanjang seperti pedang, tidak terdapat bulu lain di perut dan dadanya selain itu; telapak tangan dan kakinya tebal;bila berjalan, melakukannya dengan cepat seakan-akan menuruni sebuah bukit; bila menoleh, menoleh dengan seluruh badannya; keringatnya bagai mutiara dan baunya lebih harum dari  wangi minyak kasturi; tidak tinggi dan tidak pendek; tidak berkata buruk dan jahat; tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.“

Dalam riwayat lain: di antara pundaknya terdapat tanda kenabian yang juga dimiliki nabi-nabi yang lain; sangat dermawan, pemaaf, jujur tutur katanya, menepati janji, lembut perangainya, mulia pergaulan, orang yang melihatnya pasti akan segan padanya, dan siapa yang bergaul dengannya pasti akan mencintainya. Yang pernah melihatnya mengatakan:  tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.“

Al-Barra’ bin Azib berkata: Postur tubuh Rasulullah SAW sedang, dadanya bidang; rambutnya panjang hingga telinga bawah; aku melihatnya mengenakan pakaian merah, tak pernah kulihat orang setampan dia“
Ummu Ma’bad al Khuzai berkata: "Rasulullah SAW adalah sesosok lelaki yang tampan; bersinar wajahnya; baik akhlaknya; perutnya tidak gendut; tidak kecil kepalanya; hitam matanya sangat hitam; bulu matanya lebat dan lentik; suaranya berwibawa; lehernya bersih bersinar; jenggotnya lebat; alisnya tipis memanjang dan bersambung satu dengan yang lain; jika diam berwibawa; jika berbicara, tutur katanya indah; sedap dipandang dari jauh maupun dari dekat; manis bicaranya, jelas, tidak terlalu singkat dan tidak bertele-tele; bahkan seperti untaian mutiara. Postur tubuhnya sedang; tidak terlalu tinggi, atau terlalu pendek sehingga diremehkan orang lain, paling tampan diantara siapapun. Cabang diantara dua cabang; paling tampan diantara siapapun, dan terhormat. Dia memiliki para sahabat yang senantiasa bersamanya, mereka diam bila beliau berbicara, dan segera bergerak bila dia memerintahkan sesuatu. Dia tidak pernah terlihat cemberut atau menampakkan muka sebagai orang bodoh.

Anas bin Malik al Anshari ra  menyebutkan ciri-ciri Rasulullah saw dengan perkataannya: “Rasulullah saw perawakannya sedang. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Mukanya bercahaya tidak putih sekali dan tidak coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus tetapi bergelombang.”

Hind bin Abi Halah berkata: “Rasulullah SAW mulia dan dimuliakan. Mukanya bersinar seperti bulan purnama. Lebih tinggi dari orang yang sedang tingginya dan lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepalanya besar, rambutnya bergelombang, jika disisir akan tertata bagus jika dibiarkan rambutnya tidak melebihi daun telinganya. Mukanya bercahaya, keningnya lebar, alisnya tipis memanjang, lebat tidak menyambung, diantara alisnya urat yang mengeluarkan keringat ketika beliau marah. Hidungnya mancung bercahaya. Jenggotnya tebal. Hitam bola matanya sangat pekat. Pipinya rata dan halus. Mulutnya lebar, giginya putih bagus dan renggang. Memiliki bulu halus yang memanjang dari dada sampai pusar. Lehernya seperti leher boneka yang berkilau bagaikan perak. Perawakannya sedang, berbadan besar dan berisi, dada dan perutnya rata, dadanya bidang. Badannya putih terdapat bulu halus yang memanjang seperti garis dari dada sampai pusarnya, tidak terdapat bulu lain di dada dan perutnya selain itu. Tangan dan pundaknya berbulu lebat. Dadanya lebar, lengan tangannya panjang, telapak tangannya lebar. Kulit telapak tangan dan kakinya tebal. Jari-jarinya bagus, ruas jarinya lurus. Lekukan telapak kakinya dalam, bagian atas telapak kakinya sangat rata dan halus. Melangkah dan berjalan tidak cepat dan tidak pelan. Kadang berjalan cepat seakan-akan sedang menuruni bukit. Jika menoleh, menoleh dengan seluruh badannya. Selalu menundukkan pandangan, lebih sering memandang ke bawah dari pada ke atas, tatapannya lebih banyak tatapan yang memperhatikan. Menggiring para sahabatnya dan memulai salam kepada siapa saja yang ditemuinya.”
 

Senjata-senjata Rasulullah saw

Senjata-senjata Rasulullah saw :

-Beliau memiliki 3 tombak yang diperoleh dari Bani Qoinuqa.

-Rasulullah saw juga memiliki 3 busur panah, masing masing bernama: Rauha’, Sauhath, dan si Kuning (karena berwarna kuning).

-Beliau memiliki perisai yang terdapat ukiran kepala kambing. Beliau tidak menyukainya. Maka keesokan harinya Allah menghilangkan ukiran tersebut.

-Pedang beliau yang bernama Dzul Fikar didapatkan saat perang Badar. Pada saat-saat Perang Uhud, beliau bermimpi tentang pedang itu. Dulu pedang tersebut milik Munabbih bin Hajjaj as Sahmi. Disamping itu beliau memiliki 3 pedang dari Bani Qoinuqa’, yaitu: Pedang dari timah putih, Pedang yang bernama Battar, dan Pedang yang bernama al Hatf.

Beliau juga memiliki pedang yang diberi nama mikhdam dan rasub yang diperoleh dari penghancuran fulus nam sebuah berhala suku Thay.

Anas ra berkata: “Sarung dan pegangan pedang serta untaian rantai pedang Rasulullah saw terbuat dari perak.”

Rasulullah saw memperoleh dari senjata Bani Qainuqa du buah baju besi yang diberi nama as-Sa’diyah dan Fiddhoh.

Muhammad bin Salamah meriwayatkan: “Saya melihat Rasulullah saw pada perang Uhud mengenakan dua baju besi yang bernama zat al-fudhul dan fidhoh dan pada perang khibar mengenakan zat al-fudhul dan as-sa’diyah.”

 

Hewan Tunggangan Rasulullah SAW

Beberapa Hewan Tunggangan Rasulullah SAW

Kuda
Kuda pertama yang dimiliki Rasulullah SAW bernama as-Sakb. Beliau membelinya dari seorang Arab Baduwi dari Bani Fazarah seharga 10 uqiyah (mata uang zaman dahulu). Saat dimiliki penjualnya, ia bernama ad Dharis, lalu oleh Rasulullah saw diganti dengan as-Sakb. Kuda tersebut memiliki warna putih di kaki dan kepalanya sebelah kanan. Itu adalah kuda pertama Rasulullah saw yang digunakan di medan perang.Ia memiliki pakaian dari kulit. Suatu saat Rasulullah saw lomba pacuan kuda, dan beliau mengendarainya lalu beliau  menang. Karena itu beliau senang padanya.
-Al Murtajaz.  Rasulullah saw membelinya dari seorang Arab Baduwi yang disaksikan oleh Khuzaimah bin Tsabit. Baduwi tersebut  dari Bani Murrah.
Sahl bin Saad as Saidi berkata:“Rasulullah saw memiliki tiga ekor kuda yang kupelihara, yaitu: Lizaz, Dharib, dan Luhaif. Adapun Lizaz adalah hadiah dari al Muqoiqis; sedangkan Luhaif hadiah dari Rabiah bin Abi Bara, yang dibalas Rasulullah saw dengan beberapa baju kulit dari Bani Kilab; dan Dharib adalah hadiah dari Farwah bin Amr al Judzami.
- Al Wardu. Ini adalah hadiah dari Tamim ad Dari. Lalu diberikan kepada Umar. Beberapa saat kemudian oleh Umar kuda tersebut dijual

Bagal dan Himar
Disamping kuda, Rasulullah saw memiliki bagal yang beliau kendarai saat bepergian. Rasulullah saw biasa menumbuk gandum sebagai makanan bagal tersebut.Bagal yang bernama Duldul tersebut masih hidup sepeninggal Rasulullah saw, hingga tanggal gigi-giginya.Hingga akhirnya ia meninggal di Yanbu’.
Adapun Himar Rasulullah saw yang bernama Ufair meninggal saat haji Wada’.
Unta perahan
Rasulullah saw juga memiliki 20 Unta perahan yang dibiarkan berkeliaran di hutan. Setiap malam diperah susunya hingga terkumpul 2 geriba (tempat susu dari kulit) yang besar. Diantara unta-unta tersebut ada beberapa unta yang deras susunya, yaitu: al-Hanna, as-Samra’, al-Urais, as-Sa’diyah, al-Baghum, al-Yasirah, dan ar-Rayya. Ada unta yang bernama Burdah, hadiah dari ad-Dahhak bin Sofyan, yang juga deras perahan susunya. Adapula yang bernama Mahrah dan as-Saqra’ merupakan kiriman dari Sa’d bin Ubadah. Dua unta tersebut adalah kendaraan terbagus dari Bani Uqail.
Adapula yang bernama al’Adhba’ yang dibeli oleh Abu Bakar dari Bani Harisy seharga 800 dirham. Lalu oleh Rasulullah saw dibeli dengan 400 dirham. Unta tersebut dikendarai saat hijrah ke Madinah. Saat beliau tiba di Madinah, unta itu merupakan tunggangan yang terbaik. Itulah yang disebut al-Qoswa, terkadang disebut al-Jad’a. Karena menyusahkan kaum muslimin, maka diikat agar tidak berontak lari.
 

Rasulullah SAW memiliki 6 orang bibi

Rasulullah SAW memiliki 6 orang bibi, yaitu :

1.    Shafiyyah binti Abdul Mutthalib. Ia masuk Islam di Makkah kemudian hijrah ke Madinah. Ia adalah saudara seibu dari Hamzah (paman Rasulullah SAW) dan  ibu Zubair bin Awwam, seorang sahabat Rasulullah saw. Wafat di Madinah pada saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra

2.    Atikah binti Abdul Muthtalib. Dalam sebuah riwayat disebutkan beliau adalah seorang muslimah. Bermimpi pada Perang Badar. Ia adalah istri Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Diantara puteranya adalah Abdullah, termasuk sahabat Rasulullah saw, dan Zuhair dan Qaribah al Kubra

3.    Arwa binti Abdul Mutthalib. Istri Umair bin Wahb bin Abdi Dar bin Qushayy. Dari pernikahan ini lahirlah Thulaib bin Umair, salah seorang Muhajirin senior, turut dalam Perang Badar dan gugur di Ajnadin sebagai syahid.

4.    Umaimah binti Abdul Mutthalib, istri Jahsy bin Riab. Dari pernikahan ini lahirlah Abdullah (yang gugur di Uhud), Abdun yang dikenal dengan Abu Ahmad al A’ma si Penyair, Zaenab (istri Rasulullah saw), Habibah, Hamnah. Mereka semua adalah sahabat Rasulullah saw. Demikian pula Ubaidullah bin Jahsy pada mulanya masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen dan meninggal di Etheopia dalam keadaan kafir.

5.    Barrah binti Abdul Mutthalib, istri Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Salamah yang nama aslinya adalah Abdullah. Ia adalah suami Ummi Salamah sebelum diperistri Rasulullah saw. Setelah Barrah diperistri Abdul Asad, ia dinikahi Abu Rahm bin Abdul Uzzabin Abu Qois. Dari pernikahan ini lahirlah Abu Abrah bin Abu Rahm.

Ummu Hakim al Baidha’ binti Abdul Mutthalib, istri Quraisy bin Rabiah bin Habib bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Dari pernikahan ini lahirlah Arwa binti Quraiz, ibu dari Utsman bin Affan ra.
 

Paman Rasulullah SAW

Rasulullah saw mempunyai 11 orang paman, yaitu :

1.    Al-Harits, putera tertua Abdul Muttalib. Sebenarnya al-Harits ini adalah nama julukan. Banyak di antara putera dan cucunya tergolong Sahabat  Rasulullah SAW.
2.    Qutsam, saudara seibu Al-Harits. Ia meninggal ketika masih kecil.
3.    Zubair bin Abdul Muttalib, termasuk pemuka kaum Quraisy. Puteranya yang bernama Abdullah bin Zubair ikut berjihad bersama Rasulullah saw pada Perang Hunain dan gugur di Ajnadin. Dia gugur dan bersamanya terdapat tujuh orang musuh yang telah dibunuhnya.
Dan diantara puteri Zubair adalah Dhuba’ah binti Zubair, ia termasuk Sahabiyah Rasulullah saw dan Ummul Hakam binti Zubair, termasuk Sahabiyah yang meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah saw
4.    Hamzah bin Abdul Muttalib, yang bergelar asadullah wa asadu rasulih (singa Allah dan RasulNya). Saudara sepersusuan Rasulullah saw. Masuk Islam sejak awal dakwah Rasulullah saw, kemudian hijrah ke Madinah. Turut serta dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Dan gugur dalam Perang Uhud tersebut. Beliau tidak mempunyai keturunan kecuali seorang puteri.
5.    Abul Fadhl, al Abbas bin Abdul Muttalib. Dia termasuk pemeluk Islam yang taat. Turut serta dalam hijrah ke Madinah. Usianya hanya selisih tiga tahun lebih tua dari Rasulullah saw. Meninggal pada tahun 32 H di Madinah, di saat pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan ra. Dia memiliki 10 orang putera, diantaranya: al Fadhl, Abdullah, dan Qutsam. Mereka termasuk Sahabat Rasulullah saw. Diantara paman-paman Rasulullah saw hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam
6.    Abu Thalib bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdu Manaf. Ia saudara Abdullah (ayah Rasulullah saw) seibu. Termasuk saudara mereka seibu adalah Atikah yang bermimpi dalam perang Badar. Ibu mereka adalah Fatimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum.
Diantara putera Abu Thalib adalah Thalib, yang meninggal dalam kekafiran. Sementara putera yang lain, yaitu Aqil, Ja’far, Ali, dan Ummi Hani’ termasuk sahabat Rasulullah saw. Nama asli Ummu Hani’ adalah Fakhitah. Ada riwayat lain yang menyebutkan nama aslinya Hindun. Termasuk anak Abu Thalib adalah Jumanah.
7.  Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdul Uzza. Diberi julukan Abu Lahab karena tampan paras wajahnya. Diantara puteranya adalah Utbah dan Muattab. Keduanya turut serta bersama Rasulullah saw dalam Perang Hunain. Putera yang lain, yaitu Durrah juga termasuk sahabat Rasulullah saw. Sementara putera yang lain, yaitu Utaibah meninggal diterkam Singa di Zarqa, daerah Syam lantaran kekufurannya menolak dakwah Rasulullah saw.
8.   Abdul Ka’bah
9.   Hijl, nama aslinya al Mughirah
10.  Dhirar, saudara seibu al Abbas
11.  Al-Ghaidaq (sang Dermawan), disebut demikian karena ia adalah orang Quraiay yang paling dermawan dan sering memberi makan.
 

Penulis Wahyu dan Utusan Rasulullah SAW

Penulis-penulis Wahyu dan Utusan-utusan Rasulullah SAW

Di antara penulis-penulis wahyu Nabi SAW adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Abdullah bin Arqam az-Zuhri, Ubay bin Kaab, Tsabit bin Qais bin Syammas, Khalid bin Said al-Ash, Hanzhalah bin Rabi’, al-Asadi, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu Sofyan dan Zaid bin Tsabit adalah yang paling sering dan khusus dalam menulis wahyu.

Rasulullah SAW mengutus :
1.    Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yang berarti pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah SAW dan meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya dan duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib dan para sahabatnya. Nabi SAW melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan cahaya.
2.    Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang Rasulullah SAW dan meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tidak menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
3.    Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima surat Nabi saw ia merobek-robek suart itu. Nabi saw lalu berdoa; “Semoga Allah SWT menghancurkan kerajaannya.” Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan menghancurkan kerjaannya dan kaumnya.
4.    Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria dan Mesir. Ia pun menerima dan berkata baik tetapi tidak masuk Islam. Ia memberi Nabi saw hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah dan saudarinya Sirin. Nabi saw memberikan Sirin kepada Hassan bin Tsabit dan melahirkan anaknya yang bernama Abdurrahman bin Hassan.
5.    Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd putera Julandi dari Azd. Keduanya pun beriman dan memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat dan mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah saw wafat.
6.    Salith bin Amr  bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali al-Hanafi. Ia pun memuliakannya dan menulis kepada Nabi saw: “Alangkah mulia dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah penyeru dan penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah saw tidak mau mengabulkan keinginannya dan ia pun tidak masuk Islam dan wafat ketika fathu mekah.
7.    Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa suatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi saw dan membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
8.    Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar Yaman.
9.    Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain dan membawa surat Nabi saw yang menyerukan kepada agama Islam, ia pun masuk Islam.
10.    Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun masuk Islam tanpa pertempuran.
 

Haji dan Umrah Rasulullah SAW

Hammam bin Yahya meriwayatkan dari Qatadah ia berkata: Saya bertanya kepada Anas: “Berapa kali Nabi SAW melaksanakan haji?” Anas menjawab: “Satu kali dan umrah empat kali. Pertama ketika dihalangi kaum musyrikin, kedua tahun berikutnya ketika mengadakan perjanjian (Hudaibiah), ketiga umrahnya dari Ji’ranah setelah membagikan harta rampasan perang Hunain dan yang keempat umrahnya bersama haji” (Hadits Muttafaq alaih)

Kesemuanya ini setelah hijrah ke Madinah. Adapun haji dan umrah yang dilakukan Nabi SAW ketika di Makkah tidak diketahui. Dan haji yang dilakukannya adalah haji wada (perpisahan), yaitu ketika Nabi SAW menyatakan salam perpisahan kepada umatnya dan berkata: “Mungkin kalian tidak akan melihatku lagi setelah tahun ini.”

Peperangan Rasulullah SAW
Menurut pendapat masyhur yang dikatakan Muhammad bin Ishak, Abu Ma’syar, Musa bin Uqbah dan yang lainnya Rasulullah SAW mengikuti langsung dua puluh lima peperangan. Dan ada yang mengatakan dua puluh tujuh peperangan. Sedangkan jumlah pengiriman pasukan dan peperangan yang tidak diikuti Nabi SAW sekitar lima puluhan. Di antara dua puluh lima peperangan tersebut yang terjadi pertempuran sebanyak sembilan kali yaitu di Badar, Uhud, Khandak, Bani Quraizhah, Mushthaliq, Khaibar, Fathu Makkah, Hunain dan Thaif. Ada yang mengatkan terjadi pertempuran juga di Wadil Qura, al-Ghaba dan Bani Nadhir.
 

Putra-putri Rasulullah SAW

Putra-putri Rasulullah SAW

Banyak riwayat yang berbeda tentang berapa jumlah putra-putri Rasulullah Saw. Ada yang mengatakan 6 atau 7 atau 11 dan 12. Di sini tidak penulis jelaskan secara panjang lebar riwayat tersebut, karena yang  disepakati oleh para ulama adalah bahwasanya Rasulullah SAW memilik tiga orang putra dan putri yaitu :

1.    Al-Qasim, dilahirkan di Makkah sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi. Al-Qasim meninggal di Mekah pada usia dua tahun. Namun menurut Qatadah, Al-Qasim meninggal ketika ia  sudah bisa berjalan.

2.    Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci) karena ia dilahirkan sesudah Islam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa at-Thayyib dan at-Thahir ini adalah putra Rasulullah SAW yang lain, namun pendapat pertama adalah yang benar.

3.    Ibrahim, dilahirkan dan wafat di Madinah tahun sepuluh hijriah pada usia tujuh belas atau delapan belas bulan. Ada pendapat yang mengatakan Rasulullah SAW memiliki putra lain yang bernama Abdul Uzza tapi pendapat ini sangat lemah karena Allah SWT telah mensucikan dan melindungi Nabi SAW dari hal demikian (penamaan anak Abdul Uzza yang berarti hamba Uzza nama salah satu berhala Quraisy-pentj.)

Putri-putri Rasulullah SAW

1.    Zainab, menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams sepupu Zainab, karena ibunya adalah Hala binti Khuwailid (saudara dari Khadijah binti Khuwailid). Zainab mempunyai anak bernama Ali yang meninggal waktu kecil dan Umamah yang digendong oleh Nabi saw waktu shalat dan setelah dewasa menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah Fatimah wafat.

2.    Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut Fatimah melahirkan Hasan, Husain, Muhassin yang meninggal waktu kecil, Ummu Kultsum yang menikah dengan Umar bin Khattab, dan Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.

3.    Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan Ustman. Ustman lalu menikahi Ummu Kultsum (adik Ruqayyah) yang juga meninggal di pangkuannya. Ruqayyah memiliki seorang putra yang bernama Abdullah sehingga Ustman dipanggil dengan kunyah Abu Abdullah.

Putri-putri Rasulullah SAW  empat orang tanpa ada perbedaan pendapat ulama mengenai hal ini sedangkan putra-putranya tiga orang berdasarkan pendapat yang benar.

Urutan putra-putri Rasulullah SAW adalah sebagai berikut: Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah, dan Ibrahim yang lahir di Madinah. Semuanya adalah putra-putri dari Khadijah kecuali Ibrahim yang lahir dari Maria Al-Qibtiyah dan semuanya meninggal sebelum Muhammad menjadi rasul  kecuali Fatimah yang meninggal enam bulan setelah kematian Rasulullah SAW.
 

Hijrah Dan Wafat Rasulullah

Segala puji bagi Allah SWT pencipta langit dan bumi, pencipta cahaya dan kegelapan, yang mengumpulkan para makhluk di hari perhitungan, hari kemenangan bagi orang yang berbuat baik dan kesengsaraan bagi ahli maksiat. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Allah tiada sekutu baginya, dengan persaksian yang bisa membawa kepada kebahagiaan di hari kiamat. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW pemimpin para nabi dan rasul, keluarga dan para sahabatnya yang mulia. Amma ba’du, ini adalah ringkasan dari sejarah Rasulullah Muhammad SAW yang penting untuk diketahui oleh setiap muslim. Harapan kami, semoga ia bermanfaat untuk para pembaca. 

Hijrah Rasulullah 
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar as-Siddiq ra dan budaknya Amir bin Fuhairah serta seorang penunjuk jalan Abdullah bin al-Uraiqit al-Laitsi yang masih kafir. Selanjutnya Rasulullah SAW berdakwah di Madinah selama sepuluh tahun. 

Wafatnya Rasulullah SAW 
Rasulullah Wafat dalam usia enam puluh tiga tahun. Ada juga pendapat yang mengatakan Beliau wafat dalam usia enam puluh lima atau enam puluh, namun pendapat pertama adalah pendapat yang benar. Rasulullah SAW wafat pada waktu dhuha hari Senin dua belas Rabiul Awal. Pendapat lain mengatakan tanggal dua atau tanggal satu Rabiul Awal. Beliau dimakamkan pada malam Rabu. Pendapat lain mengatakan malam Selasa. Sebelum wafat, Rasullullah SAW menderita sakit selama dua belas atau empat belas hari. Rasulullah SAW dimandikan oleh Ali bin Abi Thalib, pamannya Abbas, al-Fadhl bin Abbas, Qutsam bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran serta dihadiri pula oleh Aus bin Khaula al-Anshari. Beliau dikafani dengan tiga lapis kain putih yang dibuat di Sahul --sebuah negeri di Yaman --, tanpa gamis dan sorban. Kemudian kaum muslimin menshalatinya sendiri-sendiri tanpa jamaah. Jasad Rasulullah SAW diletakkan di atas sehelai kain merah yang dipakainya untuk selimut lalu dimasukkan ke dalam kubur oleh Abbas, Ali, al-Fadhl, Qutsam dan Syuqran kemudian ditutup dengan sembilan batu. Rasulullah SAW dimakamkan di tempat Beliau wafat yaitu sekitar tempat tidurnya di kamar Aisyah ra dan di tempat itu pula dimakamkan Abu Bakar ra dan Umar ra.
 

Masa kecilnya di Mekah

Masa kecilnya di Mekah, perjalanannya menuju Syam bersama pamannya Abu Thalib dan pernikahannya dengan Khadijah Muhammad dalam keadaan yatim piatu diasuh oleh kakeknya Abdul Mutthalib kemudian oleh pamannya Abu Thalib.

Allah SWT mensucikannya dari kotoran-kotoran jahiliyah dan dari semua aib. Allah SWT menganugerahkan semua sifat-sifat yang baik sehingga Beliau dikenal di kalangan kaumnya dengan julukan Al-Amin (orang yang jujur) karena amanah, kejujuran dan kesuciannya.

Ketika usianya mencapai dua belas tahun ia mengadakan perjalanan ke Syam bersama pamannya. Ketika sampai di Bushra seorang pendeta bernama Bahira melihatnya. Ia mengenalnya dengan ciri-ciri yang ada pada |Muhammad.  Buhaira mendatangi Muhammad, mengambil tangannya  dan berkata: “Inilah tuan untuk semesta alam, inilah utusan Rabb semesta alam, inilah nabi yang akan diutus untuk semesta alam.” 

Buhaira ditanya: “Dari mana kamu tahu hal ini?” Ia berkata: “Sesungguhnya ketika kalian datang dari Aqabah tidak ada pepohonan dan bebatuan kecuali semuanya sujud. Dan ini tidak dilakukan kecuali kepada nabi. Dan kami mendapatkan hal ini dari kitab suci kami.” Kemudian ia meminta Abu Thalib untuk kembali bersamanya karena khawatir terhadap kejahatan orang-orang Yahudi kepadanya.

Kemudian Muhammad mengadakan perjalanan ke Syam yang kedua kali bersama Maysarah budak Khadijah ra untuk berniaga di pasar kota Bushra sebelum Khadijah dinikahi oleh Muhammad.

Ketika Muhammad berusia dua puluh lima tahun ia menikahi Khadijah. Dan ketika usianya empat puluh tahun Allah SWT memilihnya untuk membawa risalah-Nya. Jibril mendatanginya ketika Muhammad berada di gua Hira yang terletak di sebuah gunung di Makkah. Semnejak itu jadilah ia sebagai Rasullullah. Beliau berdakwah di Mekah selama tiga belas tahun, menurut pendapat lain lima belas tahun atau sepuluh tahun, pendapat yang benar adalah tiga belas tahun.

Rasulullah SAW shalat menghadap Baitul Maqdis selama di Makkah tanpa membelakangi Ka’bah tetapi menjadikan Ka’bah di depannya. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW shalat menghadap  ke Baitul Maqdis selama tujuh belas atau enam belas bulan.
 

Kematian ayah, ibu, dan kakeknya

Kematian ayah, ibu, dan kakeknya

Ayahnya meninggal dunia ketika ia berusia dua puluh delapan bulan. Menurut sebagian ulama usianya tujuh bulan ketika ayahnya meninggal. Ada lagi yang berpendapat bahwa ayahnya meninggal di perkampungan an-Nabighah ketika ia masih janin.

Dan dikatakan pula bahwa ayahnya wafat di daerah Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah. Abu Abdillah Zubair bin Bakkar az-Zubairi berkata: Abdullah bin Abdul Mutthalib wafat di Madinah ketika Muhammad berusia dua bulan. Sedangkan ibunya meninggal dunia ketika ia berusia empat tahun. Sementara kakeknya meninggal dunia ketika usia Muhammad delapan tahun. Dikatakan pula bahwa ibunya wafat ketika ia berusia enam tahun.

Penyusuan Muhammad

Muhammmad disusui oleh Tsuwaibah budak Abu Lahab bersama dengan penyusuan Hamzah bin Abdul Mutthalib dan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi dengan air susu anaknya yang bernama Masruh. Kemudian Muhammad disusui oleh Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa’diyah.

Nama-nama Rasulullah SAW

Jubair bin Mut’im berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Saya adalah Muhammad, saya adalah Ahmad, saya adalah al-Mahi yang dengan sebabku Allah SWT menghapus kekufuran, saya adalah al-Hasyir yang mengumpulkan manusia, saya adalah al-A’qib yang tidak ada nabi lagi setelahku.’” (Hadits sahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Abu Musa Abdullah bin Qais berkata: “Rasulullah SAW memberikan dirinya beberapa nama di antaranya ada yang kami hafal. Beliau mengatakan: ‘Saya Muhammad, saya Ahmad, saya al-Muqaffi, saya Nabi taubat dan Nabi rahmat.’ Dalam riwayat lain: ‘dan Nabi peperangan.’ Hadits sahih diriwayatkan oleh Muslim.

Jabir bin abdillah berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Saya Ahmad, saya Muhammad, saya al-Hasyir (yang mengumpulkan), saya al-Mahi (yang dengan sebabku Allah SWT menghapus kekefuran), dan pada hari kiamat nanti panji kemuliaan berada di tanganku. Aku pemimpin para rasul dan pemilik syafaat mereka."

Allah SWT memberikan nama kepadanya di dalam Al-Quran dengan nama Basyir (pembawa kabar baik), Nadzir (pembawa berita buruk), Rauf (lemah lembut), Rahim (penyayang), dan Rahmatan lilalamin (pembawa rahmat buat alam semesta).
 

Nasab Dan Kelahiran Rasulullah SAW

Beliau adalah Abu al-Qasim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaima bin Mudrikah bin Ilyas bin bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim "Kekasih Allah" (alaihima as-salam)

bin Tarih atau Azar bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh (alaihis salam) bin Lamk bin Mutusyalkh bin Akhnukh yaitu Nabi Idris keturunan Nabi Adam yang pertama menjadi nabi dan yang menulis dengan pena bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam alaihissalam. 

Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah. 

Ibu Rasulullah saw. Ibunya adalah Aminah binti Wahb bin Abdimanaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib. 

Kelahiran Rasulullah saw. Beliau dilahirkan di Mekah pada tahun Gajah bulan Rabiul Awal, tanggal dua, hari Senin. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau dilahirkan setelah tiga puluh tahun dari tahun gajah. Sebagian lagi mengatakan setelah empat puluh tahun dari tahun gajah. Pendapat yang benar adalah pada tahun gajah.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar Mengenal Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger